Jumat, 30 September 2011

Sudah dilaporkan ke Walikota dan Bupati, Air Baku Tercemar E-coli

BEKASI 
Pencemaran Kali Bekasi dari limbah tinja yang dibuang oleh para sopir usaha penyedotan limbah tinja, berpengaruh pada air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi dan PDAM Jaya Jakarta. Air baku untuk pelanggan tersebut tercemar bakteri escherichia coli (E-Coli).

Direktur PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono mengatakan, bakteri diduga berasal dari pembuangan tinja secara serampangan ke Kali Bekasi. “Air baku untuk PDAM Bekasi dan Jakarta itu sama tercemarnya,” kata Wahyu.


Enam bulan lalu, kata Wahyu, PDAM Tirta Bhagasasi bekerjasama dengan Deperatemen Kesehatan melakukan uji laboratorium kandungan E Coli air bersih. Sampel air yang diperiksa diambil dari pelanggan yang mengalir dari pipa PDAM. “Hasilnya kandungan bakteri E Coli tinggi melebihi baku mutu,” kata Wahyu.
Ambang batas maksimal kandungan bakteri E Coli dalam air 50/ 100 mili liter. Kandungan dalam air baku PDAM, menurut Wahyu, melebihi standar maksimal tersebut. Bahkan, pada 2007 lalu kandungan bakteri E Coli dalam air Kali Bekasi pernah mencapai 100 ribu mili liter.

Wahyu mengaku tak heran jika Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi menemukan mobil tangki pengangkut tinja membuang limbah ke Kali Bekasi dan Sungai Cileungsi. Air tercemar jika dikonsumsi mengganggu kesehatan, pada resiko paling rendah menyebabkan diare dan resiko paling tinggi bisa menyebabkan kematian.

Mekanisme PDAM Tirta Bhagasasi dalam menetralisir air tercemar E Coli dengan cara memberi kapur. Makanya, kata Wahyu, air PDAM yang sampai ke rumah pelanggan sering berbau kapur. “Masalahnya banyak pelanggan mengeluh apabila airnya bau kapurit, sebenarnya tidak masalah dikonsumsi karena itu penetral dan diberikan dalam kadar aman,” katanya.

Pencemaran dengan bakteri E Coli itu, ujar Wahyu, telah dilaporkan PDAM kepada kepala daerah kota dan kabupaten Bekasi, tetapi belum ada tindakan karena pelaku sulit dideteksi.

PDAM Tirta Baghasasi mengolah air baku Kali Bekasi di dua water treatment plant (WTP), yaitu, cabang Rawatembaga dengan jumlah produksi 200 liter per detik, dan cabang Kota berkapasitas 450 liter per detik.
Idealnya, kata Wahyu, limbah domestik rumah tangga seperti septictank. Adapun bekas cucian dibuang ke sumur resapan bukan ke selokan karena mencemari lingkungan sekitar rumah.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dadang Hidayat, mengatakan pelaku pembuangan limbah tinja ke Sungai Cileungsi dan Kali Bekasi sulit dideteksi. “Pembuangan biasanya malam hari dan sembunyi-sembunyi,” katanya.

Menurut Dadang, pembuangan tinja ke kali semakin parah sejak sebulan lalu setelah instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, direnovasi.
Sumber : (Pos Kota - dieni/sir)


Foke Klaim Air PAM DKI Aman Dari e-Coli

Saat ini kali Bekasi yang menjadi air baku PDAM Tirta Bhagasasi tercemar bakteri e-coli.


VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menjamin air dari Perusahaan Air Minum (PAM) di Jakarta aman. Jaminan itu disampaikan Fauzi mengingat saat ini kali Bekasi yang menjadi air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi, dalam kondisi yang buruk akibat tercemar bakteri e-coli dalam jumlah tinggi.

"PDAM bekerja sama dengan dua operator (Palyja dan Aetra) secara acak melalui pengambilan sampel untuk pengecekan. Yang jelas untuk Jakarta, kalau Air PAM pasti aman," ujar Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Jumat, 30 September 2011.

Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, menegaskan kali Bekasi yang menurut BPLHD Bekasi tercemar e-coli belum jelas lokasi persisnya. Selain itu, apakah aliran air menjadi pasokan air baku ke Jakarta.
Sebab, menurut dia, pasokan air ke Jakarta bukan dari Kali Bekasi, tapi Saluran Kanal Tarum Barat.

"Dari saluran Kanal Tarum Barat aliran air disalurkan ke Kali Malang dan Kali Bekasi. Air dari Kali Malang itu yang dialirkan ke DKI Jakarta," jelasnya.

Meski demikian, Foke mengaku akan mempelajari kondisi air yang mengalir ke Jakarta. Walaupun air baku mengandung bakteri, air itu akan diproses sebelum disalurkan melalui pipa air ke rumah-rumah di Jakarta.

"Jadi kalau sudah keluar dari proses saya kira aman dikonsumsi, meskipun katakanlah bahan bakunya itu, terkontaminasi. Jangan langsung dikonsumsi, tetap harus dimasak lebih dahulu," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Wahyu Prihantono, mengatakan bakteri e-coli banyak ditemukan di Kali Bekasi akibat maraknya pembuangan limbah tinja langsung ke kali, tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Dia meminta kesadaran dari pemilik usaha sedot tinja agar tidak membuang limbahnya secara langsung ke Kali Bekasi. Bila dibiarkan maka dalam beberapa tahun lagi, air Kali Bekasi tidak bisa digunakan sebagai air baku.

"Setiap dilakukan uji laboratorium ditemukan bakteri e-coli dalam jumlah tinggi. Karena itu kapasitas produksi akan diturunkan," katanya.

Sejauh ini PDAM Tirta Bahagasasi mengaku kesulitan mengambil tindakan bila ada mobil tinja yang membuang limbah ke Kali Bekasi. Laporan mengenai hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah daerah. (sj)
• VIVAnews

1 komentar:

Brat (Warso Sunaryo-Antara) mengatakan...

Ngeri...Air Baku PDAM Bekasi Tercemar Bakteri E-coli dan Tinja

Bekasi Selatan - Air Kali Bekasi yang menjadi sumber air baku perusahaan daerah air minum setempat tercemar bakteri E-coli menyusul kerusakan instalasi pengolahan limbah tinja di Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu.

Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Wahyu Prihantono mengatakan kandungan bakteri E-coli dalam jumlah tinggi membuat air Kali Bekasi tidak layak dikonsumsi karena berpotensi menyebabkan penyakit diare dan gatal-gatal.

PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi yang memanfaatkan Kali Bekasi sebagai sumber air baku pun akan menurunkan kapasitas produksi bahkan menghentikannya jika kandungan bakteri E-coli tersebut sudah masuk taraf berat.

"Penurunan kapasitas atau penghentian produksi mutlak dilakukan karena diperlukan penanganan khusus pada air yang sudah tercemar," katanya.

Penanganan yang dilakukan dengan menaburkan konsentrasi kapur dan kaporit yang lebih tinggi daripada biasanya. Di lokasi yang sampel airnya positif menunjukkan keberadaan E-coli itu harus dilakukan pengisolasian. Sebelumnya, air Kali Bekasi juga tercemar racun serangga yang sangat berbahaya jika dikonsumsi.

Selain mengandung bakteri, air Kali Bekasi juga tercemar tinja atau kotoran manusia.

"Pencemaran di Kali Bekasi sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun dalam sebulan terakhir, kandungannya meningkat seiring dengan tingginya pembuangan oleh pengusaha penyedot tinja ke Kali Bekasi pascakebocoran instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT)," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kota Bekasi Dudi Setiabudhi, Kamis, (29/9).

Menurut dia, para pengusaha penyedotan tinja sudah diarahkan untuk membuang tinja ke IPLT Pulogebang di Jakarta Timur akan tetapi biayanya yang mencapai Rp25.000 per sekali buang dinilai memberatkan pengusaha.

"Mereka pun akhirnya membuang ke Kali Bekasi dan Kali Cileungsi di Kampung Pangkan dan Kelurahan Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, pada malam hari secara diam-diam," kata Dudi. (Ant/Warso Sunaryo)
(brat)

Tirta Bhagasasi - Call Center: (021)8885.6666 - SMS Gateway: 085214001500