BEKASI (Pos Kota)
Produksi air bersih oleh Perusahaan Daaerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi sudah normal kembali pasca air baku di Kali Bekasi sempat tercemar obat racun serangga.
Meski demikian pihak PDAM Bekasi tetap membawa masalah pencemaran untuk ditindaklanjuti Gubernur Jawa Barat.
Bahkan menurut Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono, pencemaran air Kali Bekasi juga dilakukan beberapa perusahaan.
“Pencemaran air Kali Bekasi sudah sangat parah. PDAM menemukan air permukaan berminyak akibat tercampur zat kimia seperti pestisida yang biasa digunakan untuk bahan baku obat anti nyamuk,” kata Wahyu.
Pekan lalu, PDAM Tirta Bhagasasi menemukan air Kali Bekasi tercemar limbah pabrik obat anti nyamuk. Perusahaan pengolahan untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi itu lantas menghentikan produksi karena khawatir warga teracuni.
Akibatnya, produksi air pada mesin pengolaha air atau water treatment plant (WTP) PDAM Cabang Bekasi Kota, mengalami divisit.
Oleh karena itu ia meminta Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Kota Bekasi dan Jawa Barat proaktif meneliti instalasi pengolahan limbah semua industri yang berada di bantaran Kali Bekasi, untuk mencegah pencemaran.
“Saya yakin banyak industri tak memiliki instalasi pengolahan yang baik,” lanjutnya.
Kepala PLHD Kota Bekasi Dadang Hidayat meminta PDAM Tirta Bhagasasi berkoordinasi jika ada temuan pencemaran. Termasuk hasil uji laboratorium sampel air, menurut Dadang, seharusnya disampaikan agar pengawasan dan pencegahan bisa dilakukan bersama-sama. “Mekanisme pengawasan tidak bisa dilakuan satu institusi saja,” katanya. (Dieni/b)
Produksi air bersih oleh Perusahaan Daaerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi sudah normal kembali pasca air baku di Kali Bekasi sempat tercemar obat racun serangga.
Meski demikian pihak PDAM Bekasi tetap membawa masalah pencemaran untuk ditindaklanjuti Gubernur Jawa Barat.
Bahkan menurut Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono, pencemaran air Kali Bekasi juga dilakukan beberapa perusahaan.
“Pencemaran air Kali Bekasi sudah sangat parah. PDAM menemukan air permukaan berminyak akibat tercampur zat kimia seperti pestisida yang biasa digunakan untuk bahan baku obat anti nyamuk,” kata Wahyu.
Pekan lalu, PDAM Tirta Bhagasasi menemukan air Kali Bekasi tercemar limbah pabrik obat anti nyamuk. Perusahaan pengolahan untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi itu lantas menghentikan produksi karena khawatir warga teracuni.
Akibatnya, produksi air pada mesin pengolaha air atau water treatment plant (WTP) PDAM Cabang Bekasi Kota, mengalami divisit.
Oleh karena itu ia meminta Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Kota Bekasi dan Jawa Barat proaktif meneliti instalasi pengolahan limbah semua industri yang berada di bantaran Kali Bekasi, untuk mencegah pencemaran.
“Saya yakin banyak industri tak memiliki instalasi pengolahan yang baik,” lanjutnya.
Kepala PLHD Kota Bekasi Dadang Hidayat meminta PDAM Tirta Bhagasasi berkoordinasi jika ada temuan pencemaran. Termasuk hasil uji laboratorium sampel air, menurut Dadang, seharusnya disampaikan agar pengawasan dan pencegahan bisa dilakukan bersama-sama. “Mekanisme pengawasan tidak bisa dilakuan satu institusi saja,” katanya. (Dieni/b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar