REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI
Besarnya luas wilayah yang tidak diimbangi penyebaran pos pemadam kebakaran menyebabkan mereka kesulitan memenuhi standar pelayanan yaitu 15 menit sampai di lokasi kejadian sejak menerima laporan. Biasanya hal itu terjadi saat mengakses kebakaran yang terjadi di daerah pinggir kota. "Untuk mengatasinya kami bekerja sama dengan pemadam kebakaran lain yang dekat dengan daerah perbatasan," kata Suparmo.
Menurut Suparmo, Kota Bekasi harus memiliki satu pos pemadam kebakaran di setiap kecamatan agar mampu memberikan respon terhadap laporan kebakaran dengan cepat. Kota Bekasi sudah merintis jalan ke arah itu. Sebuah pos pemadam kebakaran sedang dalam proses pembangunan di Jatisampurna. Namun keterbatasan dana menyebabkan pembangunan urung selesai.
Jumlah unit pemadam kebakaran juga masih kurang. Saat ini pemadam kebakaran memiliki 10 unit kendaraan. Idealnya, Suparmo menerangkan, satu unit melayani satu hektar wilayah. Sekurang-kurangnya pemadam kebakaran memiliki 20 unit mobil pemadam.
Ditambah lagi pemadam kebakaran belum memiliki mobil tangga untuk menjangkau kebakaran di lokasi tinggi. "Gedung 4 lantai saja kami sudah kewalahan," ujar Suparmo. Hal itu Ia sayangkan, karena semakin banyak gedung-gedung tinggi dibangun di Kota Bekasi.
Tugas rumah yang harus dibenahi pemkot termasuk memasang saluran hidran. Suparmo mengeluhkan belum semua wilayah memiliki saluran hidran. "Akibatnya di lapangan sulit mendapat sumber air," keluhnya. Pemasangan saluran hidran merupakan tanggung jawab PDAM sebagai penyedia air. Sumber air alternatif berupa penampungan air juga belum dimiliki kelurahan-kelurahan.
Pemadam kebakaran Kota Bekasi saat ini beranggotakan 70 personil yang dibagi ke dalam tiga tim. Jauh dari jumlah kebutuhan yang Suparmo perkirakan 150 orang. Setiap bulan, rata-rata terjadi sepuluh kebakaran di Kota Bekasi. Dengan semua keterbatasan pemadam kebakaran, Suparmo mengakui belum bisa memberi layanan yang memuaskan pada warga.
Kebakaran merupakan salah satu ancaman musibah bagi Kota Bekasi. Meningkatnya kepadatan penduduk dan jumlah bangunan membuat Kota Bekasi semakin rentan terhadap ancaman kebakaran.
Menurut Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Suparmo, bidang pemadam kebakaran belum memenuhi standar penanganan kebakaran. Pihaknya hanya memiliki satu pos pemadam kebakaran, yang terletak di kelurahan Kayuringin, untuk menangani wilayah seluas luas 210,49 Kilometer persegi.
Menurut Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Suparmo, bidang pemadam kebakaran belum memenuhi standar penanganan kebakaran. Pihaknya hanya memiliki satu pos pemadam kebakaran, yang terletak di kelurahan Kayuringin, untuk menangani wilayah seluas luas 210,49 Kilometer persegi.
Besarnya luas wilayah yang tidak diimbangi penyebaran pos pemadam kebakaran menyebabkan mereka kesulitan memenuhi standar pelayanan yaitu 15 menit sampai di lokasi kejadian sejak menerima laporan. Biasanya hal itu terjadi saat mengakses kebakaran yang terjadi di daerah pinggir kota. "Untuk mengatasinya kami bekerja sama dengan pemadam kebakaran lain yang dekat dengan daerah perbatasan," kata Suparmo.
Menurut Suparmo, Kota Bekasi harus memiliki satu pos pemadam kebakaran di setiap kecamatan agar mampu memberikan respon terhadap laporan kebakaran dengan cepat. Kota Bekasi sudah merintis jalan ke arah itu. Sebuah pos pemadam kebakaran sedang dalam proses pembangunan di Jatisampurna. Namun keterbatasan dana menyebabkan pembangunan urung selesai.
Jumlah unit pemadam kebakaran juga masih kurang. Saat ini pemadam kebakaran memiliki 10 unit kendaraan. Idealnya, Suparmo menerangkan, satu unit melayani satu hektar wilayah. Sekurang-kurangnya pemadam kebakaran memiliki 20 unit mobil pemadam.
Ditambah lagi pemadam kebakaran belum memiliki mobil tangga untuk menjangkau kebakaran di lokasi tinggi. "Gedung 4 lantai saja kami sudah kewalahan," ujar Suparmo. Hal itu Ia sayangkan, karena semakin banyak gedung-gedung tinggi dibangun di Kota Bekasi.
Tugas rumah yang harus dibenahi pemkot termasuk memasang saluran hidran. Suparmo mengeluhkan belum semua wilayah memiliki saluran hidran. "Akibatnya di lapangan sulit mendapat sumber air," keluhnya. Pemasangan saluran hidran merupakan tanggung jawab PDAM sebagai penyedia air. Sumber air alternatif berupa penampungan air juga belum dimiliki kelurahan-kelurahan.
Pemadam kebakaran Kota Bekasi saat ini beranggotakan 70 personil yang dibagi ke dalam tiga tim. Jauh dari jumlah kebutuhan yang Suparmo perkirakan 150 orang. Setiap bulan, rata-rata terjadi sepuluh kebakaran di Kota Bekasi. Dengan semua keterbatasan pemadam kebakaran, Suparmo mengakui belum bisa memberi layanan yang memuaskan pada warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar